Kamis, 15 Oktober 2020

Antara Menulis dan Membuat Konten Video



 Senin malam, tanggal 12 Oktober 2020, tepat pukul 19.00, kuliah menulis online kembali dimulai. Kali ini, Bu Kanjeng kembali membuka acara. Bu Kanjeng yang bertindak sebagai moderator memperkenalkan pemateri malam ini. Beliau adalah salah seorang sahabat Omjay. Namanya Hamzah Ramdani. Setelah dipersilakan, Pak Hamzah segera berbicara.


Setelah memberi salam dan menyapa para peserta, pemateri memperkenalkan dirinya lebih jauh. Ia adalah guru IPA di SMP Negeri 2 Bumi Raya, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Ia juga merupakan duta rumah belajar yang diberi tugas sosialisai konten digital kepada guru-guru di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah provinsi Sulawesi Tengah. Pemateri aktif membuat konten digital berupa video pembelajaran yang selalu diunggah di channel youtube.  


Berkenaan dengan tulisan, ia lebih suka menulis tulisan jenis non fiksi yang bersifat formal, seperti karya ilmiah. Pak Hamzah pernah menulis buku IPA untuk guru dan siswa berdasarkan kurikulum 2013, suplemen pembelajaran, dan modul IPA. Di luar itu, pemateri lebih aktif menuangkan karyanya dalam bentuk video pembelajaran. 


Menurutnya, setiap manusia memiliki kecenderungan dalam menuangkan karya. Begitulah faktanya.  Sebagian orang lebih suka menulis daripada berbicara. Ada pula orang yang lebih suka membuat konten video daripada tulisan. Ada yang lebih suka menulis fiksi daripada non fiksi. Demikianlah kenyataannya. Pemateri sendiri lebih suka menulis hal-hal bersifat faktual yang didukung data. 


Menurutnya, titik krusial yang perlu diperhatikan berkenaan dengan tulisan adalah pada paragraf pertama. Paragraf pertama sangat menentukan sikap pembaca. Ketika paragraf pertama mampu menarik perhatian,  tentu akan membuat pembaca memilih untuk terus menyelesaikan kegiatan membacanya. Demikian pula dengan konten video. Gebrakan awal akan sangat menentukan pemirsa untuk terus menonton sebuah video.


Rupanya, materi kali ini bukan tentang menulis. Namun, berhubungan dengan konten video. Pemateri menyajikan dua link video. Tujuannya bukan sekadar untuk ditonton, tetapi untuk dianalisis. Masing-masing peserta diminta memberi komentar, baik berupa kelebihan maupun kekurangan dari kedua video dilihat dari berbagai aspek.


Misalnya, analisis bisa ditinjau dari sisi kejelasan materi, tata letak gambar, keterangan-keterangan yang mendukung, backsound, atau apa pun. Video yang pertama bisa dilacak pada link: https://youtu.be/PSJ2wA5LVD0


Dalam video tersebut, pengajar berperan sebagai dubber. Sedangkan pada video yang kedua, disajikan bagaimana seorang guru berperan sebagai pengajar yang berbicara langsung di hadapan kamera. Berikut adalah link video yang kedua: https://youtu.be/1J2mCcpSOwY


Banyak tanggapan dari para peserta. Mereka memberikan komentar disertai dengan alasan dan sudut pandang masing-masing. Pada intinya, semua peserta berpendapat bahwa video pembelajaran mampu menarik minat belajar siswa. Dengan menggunakan video, peserta didik akan lebih tertarik dan diharapkan bisa memahami pelajaran dengan lebih baik.


Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat sebuah video pembelajaran:

1) Analisis KI-KD

2) Memilih indikator yang akan dibuatkan video pembelajaran.

3) Mengumpulkan aset video

4) Proses perekaman

6) Editing video pembelajaran

7) Review dan revisi.


Kuliah berlangsung secara mengalir. Banyak peserta yang bertanya terkait pembuatan video. Misalnya, Bapak Moh. Ubaidillah dari Tegal bertanya tentang aset apa yang dimaksud dalam video pembelajaran dan bagaimana cara mendapatkannya.


Pemateri menjelaskan bahwa aset yang dimaksud adalah objek yang berisi informasi-informasi yang dibutuhkan dalam video. Aset dapat berupa gambar, foto, atau video. Untuk mendapatkannya, ada beberapa cara, yaitu melalui google, freepik.com, atau youtube. Catatan penting yang perlu diperhatikan adalah hendaknya kita menggunakan keyword HD pada google, atau PNG agar mendapat gambar dengan kualitas resolusi yang tinggi.


Ibu Sitti Hasnidar dari Aceh menanyakan tentang video tutorial pembuatan video. Sebab, dalam suasana pembelajaran via daring, hal ini sangat dibutuhkan. Pertanyaan ini langsung ditanggapi oleh pemateri dengan membagikan sebuah link  video tutorial berikut: https://youtu.be/wcTTPZTzpJA



Berkenaan dengan pertanyaan cara membuat animasi, pemateri memaparkan bahwa ia mengumpulkan dan memanfaatkan beberapa aset free. Bila tidak ditemukan adanya animasi free yang sesuai, maka ia membuat sendiri dengan menggunakan teknik-teknik pada menu tulisan tangan. 


Di akhir pertemuan, Pak Hamzah menegaskan bahwa aplikasi terbaik untuk membuat video adalah aplikasi yang sudah kita kuasai. Sedangkan untuk membuat naskah video, sebaiknya dibuat dalam bentuk tabel dan di dalam kolomnya diberikan keterangan terkait bagian-bagiannya semisal scene, audio, visual, narasi, dan durasi. 


Demikianlah paparan materi kali ini, meskipun berkenaan dengan tema pembuatan video digital, namun tetap memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan menulis. Salah satu buktinya adalah berkenaan dengan proses kreatifnya. Yaitu adanya proses mengonsep narasi. Video pembelajaran tetaplah membutuhkan narasi yang tepat, baik dalam bentuk teks maupun ujaran.


Akhirnya kita bisa memaklumi, bahwa aspek kreativitas pada setiap karya adalah sebuah keniscayaan. Video pembelajaran yang baik tentu digagas oleh sebuah pikiran kreatif. Begitu pula dengan sebuah karya tulis, tak mungkin ia lahir dari sekadar menulis tanpa melalui sebuah kreativitas berpikir.  


Pertanyaannya, bagaimana menjadi kreatif. Tak ada kata lain selain terus belajar. Kita perlu belajar dari mereka yang kreatif atau dari karya-karya kreatif. Namun, membuat diri kita terpapar dengan karya atau orang kreatif saja tidak cukup. Kita juga perlu berusaha untuk terus melahirkan karya kreatif. 


Terima kasih telah membaca. Masukan yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di postingan selanjutnya. Salam. Badrul Munir

8 komentar:

  1. Teeima kasih sdh mengerjakan tugasnya dengan baik

    BalasHapus
  2. Tampilannya rapi pak...enak bacanya
    Mampit juga ke tempatsaya..jng lupa saran dan masukannya

    yukindrimenulis.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Bu sudah mampir. Insya Allah, segera meluncur.

      Hapus
  3. semangat, kita harus kreatif ya pak...

    BalasHapus
  4. Link YouTube kok enggak hidup, Pak? Lainnya sudah oke. Tabik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itu. bagaimana solusinya, Pak? Terima kasih.

      Hapus