Rabu, 04 November 2020

Belajar dari Penulis "Bukan Guru Biasa"

 Kegiatan perkuliahan di Grup Belajar Menulis Gelombang 16 semakin semangat. Para peserta saling mendukung dalam berbagai bentuk. Misalnya, dengan saling berkunjung di blog sesama anggota. Dari aktivitas blog walking semakin terjalin keakraban. Mereka yang biasa berkunjung dan dikunjungi, tak segan lagi saling memberi masukan demi perbaikan.

Tak pelak, kegiatan perkuliahan di grup whatsapp ini semakin hidup. Apalagi, setiap pertemuan selalu diisi oleh pemateri yang hebat-hebat. Seperti pada malam hari ini salah satu contohnya. Sejak jam 18.17 ketika kelas belum dimulai, sang moderator mulai menghangatkan atmosfir belajar dengan mengirimkan biodata sang narasumber.


Saya pun menjadi penasaran untuk mengetahui profil narasumber malam ini. Namanya Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD. Lahir di Kuningan, 13 September 1984. Ia Mengajar di SDN Waihibur Kabupaten Sumba Tengah, NTT. Prestasinya sangat banyak. Namun, di dalam biodata itu hanya ditulis best avievment sejumlah 25 prestasi terbaik.  Beberapa di antaranya berkaitan dengan dunia tulis menulis. Buku terbarunya berjudul Bukan Guru Biasa terbit pada Oktober 2020.

Pada pukul 18.59, Omjay menyapa para peserta. Ia memberitahukan tentang identitas narasumber dan moderator yang akan menyampaikan dan memandu acara hari ini, Jumat tanggal 30 Oktober 2020. Moderatornya sudah sangat tidak asing lagi. Sepetinya, Bu Aam Nurhasanah memang spesialis moderator.  Karena hingga pertemuan kedua belas ini, ia yang paling sering bertindak sebagai moderator.

Bu Aam kembali memperkenalkan sosok pemateri malam ini. Beberapa hal yang spektakuler tentang Cikgu Tere, sapaan akrab pemateri, antara lain adalah sebagai penyandang predikat blogger inspiratif dan naskah bukunya tembus penerbit mayor. Ternyata, Cikgu Tere juga pernah menimba ilmu di grup Belajar Menulis Bersama Omjay, tepatnya pada gelombang empat. Lebih jauh tentang Cikgu Tere bisa diintip di blognya melalui link https://www.cikgutere.com.

Malam ini, Cikgu Tere mengangkat tema 'Bukan Guru Biasa". Menurutnya, semua guru yang mengikuti kegiatan pelatihan belajar menulis ini adalah guru-guru yang hebat dan luar biasa. Lebih juah, para peserta sangat layak menyandang predikat "Bukan Guru Biasa".

Sampai di titik ini, saya belum begitu memahami, mengapa bisa begitu. Namun, Cikgu Tere melanjutkan penjelasannya. Bahwa saat ini, kita semua ditimpa situasi yang tidak nyaman akibat pandemi. Setiap orang mau tidak mau harus berubah. Tentu saja, tidak semua orang merasa nyaman dengan sebuah perubahan. Apalagi bila perubahan itu dilakukan dengan terpaksa.

Banyak di antara guru yang menyerah pada keadaan. Mereka bukannya mencari solusi untuk mengatasi keadaan ini dengan cara menciptakan situasi baru. Akibatnya, situasi pandemi menjadi terasa sebagai masalah yang menimbulkan ketidaknyamanan. Pandemi lebih  terasa sebagai musibah.

Namun, tidak sedikit juga guru yang justru menangkap berkah dibalik musibah ini. Banyak yang tadinya tidak tahu menahu tentang pembelajaran daring yang berbasis teknologi, kini menjadi mahir melangsungkan kelas online. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang kemudian berbagi dan mengimbaskan kebisaannya pada guru yang lain. Ada juga yang sebelumnya tidak bisa menulis buku, kini sukses menerbitkan buku.

Kisah Cikgu Tere Melewati Krisis

Krisis akibat pandemi membawa banyak perubahan. Banyak negara yang gagap menghadapi wabah semacam covid 19 ini. Pasalnya, wabah ini tak pernah dikenal sebelumnya. Wajarlah bila banyak orang yang bingung, tentang bagaimana beradaptasi dengan situasi yang diakibatkan pandemi. Tak hanya hanya kaum alit, kalangan elit pun dibuat gundah oleh pandemi ini.

Seperti halnya kebanyakan guru, Cikgu Tere juga mengaku kebingungan menghadapi situasi semacam ini. Namun, di tengah kebingungan itu, ia merasa beruntung dapat berjumpa dengan grup WA Belajar Menulis Gelombang Empat. Bersama dengan guru-guru yang lain, Cikgu Tere berusaha menepis kebingungan yang menggelayutinya dengan cara menimba banyak ilmu pengetahuan dan keterampilan menulis dari para narasumber. 

Cara belajar di grup ini memang tampak sederhana, yaitu hanya dengan membuat resume dari paparan setiap narasumber. Namun, justru dari cara yang sederhana itulah keterampilan menulis peserta semakin terasah. Bagi Cikgu Tere, membuat resume hanya pemantik keterampilan menulisnya. Sebab, ia terus melanjutkan kebiasaan menulis resume, dengan mencoba membuat jenis tulisan yang lain. Ia pun mulai menulis artikel untuk lomba, bahan bacaan untuk pembelajaran, dan berlanjut pada menulis buku.

Keterampilan menulis tidak bisa direngkuh begitu saja. Banyak proses awal yang mesti dilalui. Untuk bisa menulis artikel dan apalagi buku, perlu beberapa sikap mental sebagai bekal. Menurut Cikgu, sikap mental yang harus ditanamkan adalah konsistensi, kesadaran, dan kemauan untuk memperbanyak jam terbang. 

Terkait hal tersebut, tentu saja semuanya kembali pada masing-masing orang. Cikgu Tere sendiri lebih suka menerima tantangan yang diberikan para narasumber. Beberapa narasumber ada yang meminta agar peserta menjadi peresume tercepat. Hal inilah yang dilakukan oleh Bunda Lilis Sutikno, salah seorang narasumber.

Ada juga yang memberi tantangan pada peserta dengan menantang untuk menulis buku hanya dalam waktu seminggu. Itulah yang dilakukan oleh Prof. Richardus Eko Indrajit. Namun, sebagaimana pepatah, proses tak akan membohongi hasil. Demikian pula yang terjadi pada para peserta penerima tantangan, termasuk Cikgu Tere. Ia pun dapat memetik buah manis dari jerih payahnya, yaitu bukunya diterbitkan oleh penerbit Andi, salah satu penerbit mayor di Yogyakarta. 

Tips Menulis Ala Cikgu Tere

Hal  paling penting yang harus dimiliki seorang penulis adalah jam terbang yang tinggi. Mengapa begtiu? Karena jam terbang yang tinggi akan membuat penulis mampu mencegah terjadinya writer block. Bila itu terjadi, penulis biasanya mandeg dan tak dapat melanjutkan tulisannya. Inilah yang sering dialami pemula. 

Kebiasaan menulis yang bergantung pada mood menjadi salah satu penyebabnya. Karena itu, memperbanyak jam terbang berarti mengajak diri untuk konsisten dan komitmen pada tekad untuk produktif dalam berkarya. Maka, untuk membanyak jam terbang tak ada cara lain kecuali dengan terus menulis. Lakukanlah aktivitas menulis itu di mana pun, kapan pun, dan bagaimanapun situasinya.

Khusus untuk menulis buku, Cikgu Tere memiliki tips yang terangkum dalam akronim IDOLA. Masing-masing huruf mewakili sebuah kalimat bermakna. Huruf yang pertama, identifikasi topik menarik. Kedua, daftar semua judul yang luar biasa. Ketiga, outline terperinci akan membantu. Keempat, lanjut menulis isi bab. dan huruf terakhir adalah atur layout sesuai permintaan penerbit.

Sebagai seorang penulis, bersiaplah menghadapi keheranan dan kebingungan orang di sekitar, terutama anggota keluarga sendiri. Menurut Cikgu, mereka keheranan melihat dirinya sibuk ini dan itu hingga lembur. Namun, bila kita telah menyenangi sebuah aktivitas, kita sendiri tidak akan merasakannya. Sebab, hal itu adalah passion kita. Jadikanlah menulis sebagai passion kita sehingga akan selalu merasa senang dalam mengerjakannya.

Motivasi Menulis Cikgu Tere

Alasan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu bisa disebut motivasi. Motivasi sangat penting. Sebab, tanpa motivasi yang kuat, pastilah kita akan mudah menyerah. Berikut adalah beberapa alasan yang membuat Cikgu Tere mengikuti kegiatan belajar menulis.

Pertama, untuk melakukan hobby. Sejak kecil, Cikgu Tere suka menulis. Bahkan ia telah membuat sebuah cerita dan buku sederhana yang dibuat dalam bentuk kliping.

Kedua, untuk meningkatkan keterampilan menulis. Dengan bergabung bersama para penulis lain, ia merasa termotivasi untuk belajar teknik-teknik baru dalam menulis.

Ketiga, untuk aktualisasi diri. Menulis adalah sebuah sarana untuk menuangkan ide. Dengan menulis pemikiran kita akan semakin produktif. Sebab, menulis dapat memungkinkan kita berimajinasi menjadi siapa saja sesuai keinginan kita.

Keempat, untuk membangun jembatan meraih prestasi. Banyak manfaat yang didapat dengan menulis. Di antaranya adalah mendapat apresiasi sebagai bonus dari menulis itu sendiri. 

Sebagai contoh, Cikgu Tere telah mendapat beberapa apresiasi berupa penghargaan sebagai blogger inspiratif, penulis cerita mini terbaik, kreator artikel terbaik, penulis beberapa buku, tim reviewer dan uji kelayakan modul literasi dan numerasi, serta sebagai tim pengembang konten artikel di Komunitas Belajar Guru Penggerak.Kemdikbud.

Semua penghargaan itu menjadi sangat berarti karena merupakan pencapaian terbesar dalam hidup Cikgu Tere. Penghargaan menjadi semakin bermakna karena didapat pada saat menjadi guru dan di masa pandemi.

Bagaimana Menjadi Bukan Guru Biasa?

Menjadi guru yang bukan guru biasa itu ada kuncinya. Untuk mendapatkan predikat tersebut, kita harus bisa melakukan 3 B. Apa itu? Tak lain adalah Belajar, Berkarya, dan Berbagi. Pastikan untuk mendapatkan ilmunya. Lalu, tuangkanlah melalui karya nyata. Kemudian, bagikan karya itu agar dapat menginspirasi orang lain.

Berbicara dalam konteks seorang penulis, perlu disadari satu hal. Bahwa di kolong langit ini tak ada penulis yang langsung besar. Semuanya mengawali dari sebuah proses. Mereka pernah menjadi penulis kecil terlebih dahulu. Namun, lama kelamaan karyanya dihargai orang lain karena konsistensinya dalam melahirkan karya. Jadi, teruslah berkarya baik melalui platform, media sosial, atau blog.

Selanjutnya, kita perlu bersikap terbuka dan menyikapi saran dan kritik pembaca secara positif. Pastikan untuk menjadi pembaca dari karya kita sendiri. Dengan begitu, maka kita akan terus mampu menjaga kualitas karya kita.



Terima kasih telah membaca. Masukan yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di postingan selanjutnya. Salam. Badrul Munir








17 komentar:

  1. Resume lengkap dan informatif, semangat menulis

    BalasHapus
  2. Better late than never, semangat mengejar resume2 selanjutnya, salam...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Bu. prinsip alon-alon sing penting kelakon, karena kita juga banyak tanggungan pekerjaan yang lain.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Resumenya lengkap. Salam literasi pak

    BalasHapus
  5. Guru yg oke,,, sudah bagus resumenya,, sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Pak. Sama-sama Jatim. Saya dari Sampang.

      Hapus
  6. Cukup teliti, terbukti kata-kata asing dibuat miring. Boleh, deh. Sukses ya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. doa yg sama untuk Pak ketua. Terima kasih.

      Hapus